Sabtu, 12 Februari 2011

Lingkup Psi. Lingkungan



I

Lingkungan merupakan paru-paru kehidupan, yang mana menentukan keberlangsungan kehidupan makhluk hidup. setiap makhluk hidup mempunyai kewajiban menjaga lingkungan sebagaimana semestinya, tetapi fakta yang terjadi bahwa alam saat ini sedang tidak bersahabat begitu pula keadaan lingkungan yang semakin hari semakin bertambah buruk. dan tidak bisa dipungkiri bahwa manusia sendirilah yang mengakibatkan terjadinya perubahan alam. 

Setiap manusia mampu mempengaruhi maupun dipengaruhi karena manusia merupakan makhluk sosial yang mana kehidupan seseorang dapat mempengaruhi lingkungan. lingkungan dapat membentuk pribadi seseorang, karena manusia hidup adalah manusia yang berfikir dan serba ingin tahu serta mencoba-coba terhadap segala apa yang tersedia dialam sekitarnya. seseorang yang tidak mempunyai kesadaran diri biasanya akan mencemarkan lingkungan, karena baginya lingkungan itu tidaklah penting dan ia merasa tidak memiliki kewajiban untuk menjaga lingkungannya.
Jika kita menelusuri kembali sejarah peradaban manusia di bumi ini, kita akan melihat adanya usaha dari manusia untuk menyempurnakan serta meningkatkan kesejahteraan hidupnya, demi kelangsungan hidup jenisnya. Pada saat manusia hidup mengembara, mereka hidup dari hasil perburuan, mencari buah-buahan serta umbi-umbian yang terdapat di hutan­hutari. Mereka belum mengenal perihal bercocok tanam atau bertani, dan hidup mengembara dalam kelompok-kelompok kecil dan tinggal di gua-gua. Bila binatang buruan mulai berkuranq, mereka berpindah mencari tempat yang masih terdapat cukup binatang-binatang buruan sebagai bahan makanan.

Tampaklah disini manusia sedikit demi sedikit mulai menyesuaikan diri pada alam lingkungan hidupnya. Bahkan lebih daripada itu, manusia telah merubah semua komunitas biologis ditempat rnereka hidup. Perubahan alam lingkungan hidup manusia tampak jelas di. kota-kota, dibandingkan dengan di hutan rimba dimana penduduknya masih sedikit serta primitif. Perubahan alam lingkungan hidup manusia akan berpengaruh baik secara positif ataupun secara negatif. Berpengaruh positif bagi manusia karena manusia mendapatkan keuntungan dari perubahan tersebut, dan berpengaruh tidak baik karena dapat mengurangi kemampuan alam lingkungan hidupnya untuk menyokong kehidupannya.

II

Pengertian Lingkungan


Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencangkup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi, surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun didalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. komponen abiotik adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia dan mikro-organisme (virus dan bakteri).


ilmu yang mempelajari lingkungan adalah ilmu lingkungan atau ekologi. ilmu lingkungan adalah cabang dari ilmu biologi.
ilmu mengenai lingkungan atau ekologi telah berkembang seiring dengan semakin meningkatnya perhatian "ilmuwan" atau manusia terhadap kelestarian bumi/lingkungan. salah satu keilmuan yang berkembang adalah psikologi lingkungan.

Pengertian Psikologi Lingkungan

Avin Fadilla Helmi (1999) menyebutkan bahwa psikologi lingkungan merupakan ilmu perilaku yang berkaitan dengan lingkungan fisik, yang merupakan salah satu cabang ilmu psikologi yang tergolong masih muda. teori-teori psikologi lingkungan dipengaruhi, baik oleh tradisi teori besar yang berkembang dalam disiplin ilmu psikologi maupun diluar ilmu psikologi. grand theories yang sering diaplikasikan dalam psikologi lingkungan seperti misalnya kognitif, teori behavioristik dan teori medan.

dan adapula definisi lainnya yang menjelaskan tentang psikologi lingkungan yaitu ilmu kejiwaan yang mempelajari perilaku manusia berdasarkan pengaruh dari lingkungan tempat tinggalnya, baik lingkungan sosial, lingkungan binaan ataupun lingkungan alam.
dalam psikologi lingkungan juga dipelajari mengenai kebudayaan dan kearigan lokal suatu tempat dalam memandang alam semesta yang mempengaruhi sikap dan mental manusia.
apabila kebudayaan dan kearifan lokal kita pahami sebagai perjuangan manusia untuk mempertinggi kualitas hidupnya, maka mawas diri akan menjadi inti pokok dari pelajaran psikologi lingkungan. perubahan zaman telah membawa pula fungsi mawas diri menjadi pengucapan belaka.

III


teori psikologi lingkungan

Ø  teori yang berorientasi deterministik lebih banyak digunakan untuk menjelaskan fenomena kognisi lingkungan. dalam hal ini, teori yang digunakan adalah teori Gestalt. dalam teori Gestalt, proses persepsi dan kognisi manusia lebih penting daripada mempelajari perilaku tampaknya (overt behaviour), bagi Gestalt, perilaku manusia lebih disebabkan oleh proses-proses persepsi. dalam kaitannya dengan psikologi lingkungan, maka persepsi lingkungan merupakan salah satu aplikasi dari teori Gestalt.

Ø  teori yang berorientasi lingkungan dalam psikologi lebih banyak dikaji oleh behavioristik. perilaku terbentuk karena pengaruh umpan balik (pengaruh positif dan negatif) dan pengaruh modelling. dilukiskan bahwa manusia sebagai black box yaitu kotak hitam yang siap dibentuk menjadi apa saja. dalam psikologi lingkungan, teori yang berorientasi lingkungan, salah satu aplikasinya adalah geographical determinant yaitu teori yang memandang perilaku manusia lebih ditentukan faktor lingkungan dimana manusia hidup yaitu apakah dipesisir, dipegunungan, ataukah didaratan. adanya perbedaan lokasi dimana tinggal dan berkembang akan menghasilkan perilaku yang berbeda.
kedua orientasi tersebut bertentangan dalam menjelaskan perilaku manusia. orientasi ketiga merupakan upaya sintesa terhadap orientasi pertama dan kedua. premis dasar dari teori ini menyatakan bahwa perilaku manusia selain menyebabkan faktor lingkungan, juga disebabkan faktor internal. artinya manusia dapat mempengaruhi lingkungan dan lingkungan dapat dipengaruhi oleh manusia.

Ø  psikologi seperti teori beban lingkungan, teori hambatan perilaku, teori level adaptasi, stres lingkungan, dan teori ekologi.

teori beban lingkungan (environment-load theory)
premis dasar teori ini adalah manusia mempunyai kapasitas yang terbatas dalam pemprosesan informasi. menurut Cohen (fisher, 1985; dalam veitch & arkkelin, 1995), ada 4 asumsi dasar teori ini yaitu :
a. manusia mempunyai kapasitas terbatas dalam pemprosesan informasi.
b. ketika stimulus lingkungan melebihi kapasitas pemrosesan informasi, proses perhatian tidak akan dilakukan secara optimal.
c. ketika stimulus sedang berlangsung, diperlukan respon adaptif. artinya signifikasi stimulus akan dievaluasi melalui proses pemantauan dan keputusan dibuat atas dasar respon pengatasan masalah.
d. jumlah perhatian yang diberikan seseorang tidak konstan sepanjang waktu, tetapi sesuai dengan kebutuhan.

teori hambatan perilaku (behaviour contraints theory)
premis dasar teori ini adalah stimulasi yang berlebih atau tidak diinginkan, mendorong terjadinya arousal atau hambatan dalam kapasitas pemrosesan informasi. istilah 'hambatan' berarti terdapat 'sesuatu' dari lingkungan yang membatasi apa yang menjadi harapan.hambatan dapat muncul baik secara aktual dari lingkungan ataupun interpretasi kognitif. dalam situasi yang diliputi perasaan bahwa ada sesuatu yang menghambat perilaku, orang merasa tidak nyaman. pengatasan yang dilakukan adalah orang mencoba menegaskan kembali kontrol yang dimiliki dengan cara melakukan antisipasi faktor-faktor lingkungan yang membatasi kebebasan perilaku. usaha tersebut dikatakan sebagai reaktansi psikologis (psychological reactance). jika usaha itu gagal, muncul ketidakberdayaan yang dipelajari atau learning helplessness (Veitch & Arkkelin, 1995).


teori level adaptasi 
teori ini pada dasarnya sama dengan teori beban lingkungan. menurut teori ini, stimulasi level yang rendah maupun level tinggi mempunyai akibat negatif bagi perilaku. salah satu teori beban lingkungan adalah teori adaptasi stimulasi yang optimal oleh Wohwill (dalam fisher, 1948) menyatakan bahwa ada 3 dimensi hubungan perilaku lingkungan yaitu :
a. intensitas. terlalu banyak orang atau terlalu sedikit orang disekeliling kita, akan membuat gangguan psikologis. terlalu banyak orang menyebabkan perasaan sesak (crowding) dan terlalu sedikit orang menyebabkan merasa terasing (sosialisolation).
b. keanekaragaman. keanekaragaman benda atau manusia berakibat terhadap pemrosesan  informasi.
c. keterpolaan. keterpolaan berkaitan dengan kemampuan memprediksi.


teori stres lingkungan (environment stress theory)
teori stres lingkungan pada dasarnya merupakan aplikasi teori stres dalam lingkungan. berdasarkan input-process-output , maka ada 3 pendekatan dalam stres yaitu stres sebagai stressor, stres sebagai respon/reaksi, dan stres sebagai proses.


beberapa ekologi (ecological theory)
perilaku manusia merupakan bagian dari kompleksitas ekosistem (Hawley dalam Himmam & faturochman, 1994), yang mempunyai beberapa asumsi dasar sebagai berikut :
a. perilaku manusia terkait dengan konteks lingkungan
b. interaksi timbal balik yang menguntungkan antara manusia - lingkungan
c. interaksi manusia - lingkungan bersifat dinamis
d. interaksi manusia - lingkungan terjadi dalam berbagai level dan tergantung pada fungsi


teori-teori dalam psikologi lingkungan selain masih mendasarkan diri pada grand theories psikologi juga menggunakan teori-teori diluar disiplin psikologi.psikologi lingkungan sebagai salah satu cabang psikologi, belum mempunyai grand theories dan teori yang sudah ada sekarang ini masih dalam tataran teori mini. salah satu upaya yang dapat dilakukan para peneliti dalam mengkaji hubungan manusia -l ingkungan, dibuat suatu model dengan memperhatikan karakteristik lingkungan fisik dan manusia. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar