Senin, 14 Maret 2011

kesesakan

sesak sesak sesak.....
seperti yang kita ketahui, sekarang bumi serasa penuh. rasanya tidak ada ruang kosong lagi yang tersisa, terutama di negara tercinta kita ini Indonesia. yup,, apalagi kalau bukan kesesakan. nggak perlu dicari, kesesakan terjadi dimana saja dan kapan saja. terutama sesaknya kendaraan-kendaraan yang memenuhi setiap arus jalan.
semua pasti sudah tahu sesak itu seperti apa bahkan sudah menjadi bagian dari hidup. sedikit di ulas makna kesesakan menurut beberapa ahli.

pengertian kesesakan
Kesesakan adalah persepsi individu terhadap keterbatasan ruang, bersifat psikis terjadi bila mekanisme privasi individu gagal berfungsi dengan baik.
1. Menurut Altman :
Kesesakan adalah suatu proses interpersonal pada tingkatan interaksi manusia dalam suatu pasangan atau kelompok kecil.
2. Menurut Baum dan Paulus :
Kepadatan dapat dirasa sebagai kesesakan atau tidak, ditentukan oleh penilaian individu berdasarkan :
a. Karakteristik setting fisik
b. Karakteristik setting social
c. Karakteristik personal
d. Kemampuan beradaptasi
3. Menurut Morris :
Kesesakan sebagai devisit suatu ruang.
4. Menurut Ancok :
Kesesakan timbul dari besar-kecilnya ukuran rumah yaitu menentukan besarnya rasio antara penghuni dan tempat (space) yang tersedia.
5. Menurut Stokols :
a. Kesesakan bukan social (nonsocial crowding)
Faktor-faktor fisik menghasilkan perasaan terhadap ruang yang tidak sebanding.
b. Kesesakan social (social crowding)
Perasaan sesak mula-mula dating dari kehadiran orang lain yang terlalu banyak.
c. Kesesakan molar (molar crowding)
Perasaan sesak yaitu dapat dihubungakan dengan skala luas, populaasi penduduk.
d. Kesesakan molekuer (molekuler crowding)
Perasaan sesak yaitu menganalisis mengenai individu, kelompok kecil dan kejadian-kejadian interpersonal.
6. Menurut Rapoport :
Kesesakan adalah suatu evaluasi subjektif dimana besarnya ruang dirasa tidak mencukupi. Batasan kesesakan melibatkan persepsi seseorang terhadap keadaan ruang yang dikaitkan dengan kehadiran sejumlah manusia. Dimana ruang yang tersedia dirasa terbatas atau jumlah manusianya yang dirasa terlalu banyak.



dari semua ahli yang menjabarkan tentang kesesakan dapat disimpulkan bahwa kesesakan itu terlalu banyaknya penduduk yang melebihi kapasitas suatu ruang atau tempat tertentu. yang berarti kehadiran jumlah manusia tak sebanding dengan ruang yang tersedia.


kesesakan juga memiliki beberapa teori ,
Teori Beban Stimulus. Pendapat teori ini mendasarkan diri pada pandangan bahwa kesesakan akan terbentuk bila stimulus yangditerimaindividu melebihi kapasitas kognitifnya sehingga timbul kegagalan memproses stimulus atau informasi dari lingkungan. Schmidt dan Keating (1 979) mengatakan bahwa stimulus di sini dapat berasal dari kehadiran banyak orang beserta aspek-aspek interaksinya, maupur. kondisi-kondisi fisik dari lingkungan sekitar yang menyebabkan bertambahnya kepadatan sosial. Berlebihnya informasi dapat terjadi karena beberapa faktor, seperti
(a) kondisi lingkuilgatl fisik yang tidak menyenmgkan
(b) jarak antar individu (dalam arti fisik) yang terlalu dekat
(c) suatu percakapan yang tidak dikehendaki
(d) terlalu banyak mitra interaksi
(e) interaksi yang terjadi dirasa terlah dalam atau terlalu lama


Teori Ekologi. Micklin (dalam Holahan, 1982) mengemukakan sifat-sifat umum model ekologi pada manusia. Pertama, teori ekologi perilaku memfokuskan pada hubungan timbal balik antara orang dengan lingkungannya. Kedua, unit analisisnya adalah kelompok sosial dan bukan individu, dan organisasi sosial memegang peranan sangat penting. Ketiga, menekankan pada distribusi dan penggunaan sumber-sumber material dan sosial.  Wicker(l976) mengemukakan teorinya tentang n~anni~lTge.o ri ini berdiri ataspandangan bahwa kesesakan tidak dapat dipisahkan dari faktor seting dimana ha1 itu terjadi, misalnya pertunjukan kethoprak atau pesta ulang tahun.

Teori Kendala Perilaku. Menurut teori ini, suatu situasi akan dianggap sesaic bila kepadatan atau kcndisi lain yarlg berhubungan dengannya membatasi aktivitas individu dalam suatu tempat. Pendekatan ini didasari oleh teori reaktansi psikologis(psychological reactance) dari Brehm (dalam Schmidt dan Keating, 1979) yang menekankan kebebasan memilih sebagai faktor pendorong penting dalam persepsi dan perilaku manusia. Ia mengatakan bahwa bila kebebasan itu terhambat, maka individu akan mengadakan suatu reaksi dengan berusaha menemukan kebebasan yang hilang tadi, yang digunakan untuk mencapai tujuannya.

dan banyak sekali faktor yang mempengruhi munculnya kesesakan
1. Faktor Personal
a. Kontrol Pribadi dan Locus Of Control; Selligman, dkk :
Kepadatan meningkat bias menghasilkan kesesakan bila individu sudah tidak punya control terhadap lingkungan sekitarnya. Control pribadi dapat mengurangi kesesakan. Locus Of Control ibternal : Kecendrungan individu untuk mempercayai (atau tidak mempercayai) bahwa keadaab yang ada di dalam dirinya lah yang berpengaruh kedalam kehidupannya.
b. Budaya, pengalaman dan proses adaptasi
Menurut Sundstrom : Pengalaman pribadi dalam kondisi padat mempengaruhi tingkat toleransi.
Menurut Yusuf : Kepadatan meningkat menyebabkan timbulnya kreatifitas sebagai intervensi atau upaya menekankan perasaan sesak.
c. Jenis kelamin dan usia
Pria lebih reaktif terhadap kondisi sesak
Perkembangan, gejala reaktif terhadap kesesakan timbul pada individu usia muda.
2. Faktor Sosial
a. Kehadiran dan perilaku orang lain
b. Formasi koalisi
c. Kualitas hubungan
d. Informasi yang tersedia
3. Faktor Fisik
- Goves dan Hughes : Kesesakan didalamnya rumah berhubungan dengan factor-faktor fisik, jenis rumah, urutan lantai, ukuran, suasan sekitar.
- Altman dan Bell, dkk : Suara gaduh,panas, polusi, sifat lingkungan, tipe suasana, karakteristik setting mempengaruhi kesesakan.



adapula pengaruh kesesakan pada perilaku
Individu yang berada dalam kesesakan akan mengalami malfungsi fisiologis seperti meningkatnya tekanan darah dan detak jantung, gejala gejala psikosomatik dan penyakit penyakit fisik yang serius (Worchel and Cooper, 1983).

Worchel dan Copper (1983) juga mengutip beberapa penelitian yang dilakukan dalam skala kecil, seperti di asrama asrama mahasiswa dan di kampus menunjukkan bahwa klinik kesehatan di kampus lebih banyak di kunjungi oleh mahasiswa mahasiswa yang tinggal di asrama daripada yang tinggal sendiri.
Dari sekian banyak akibat negative kesesakan pada perilaku manusia, Brigham (1991) mencoba menerangkan dan menjelaskan menjadi (1) pelanggaran terhadap ruang pribadi dan atribusi seseorang yang menekankan perasaan yang disebabkan oleh kehadiran orang lain; (2) keterbatasan perilaku, pelanggaran privasi dan terganggunya kebebasan memilih; (3) control pribadi yang kurang dan (4) stimulus yang berlebih.
Walaupun pada umumnya kesesakan berakibat negative pada perilaku seseorang, tetapi menurut Altman (1975) dan Watson dkk (1984), kesesakan kadang memberikan kepuasan dan kesenangan. Hal ini tergantung pada tingkat privasi yang diinginkan, waktu dan situasi tertentu, serta seting kejadian. Situasi yang memberikan kepuasan dan kesenangan bisa kita temukan, misalnya waktu melihat pertunjukan musik, pertandingan olahraga atau menghadiri reuni atau resepsi.

kesesakan memang sudah menjadi makanan sehari-hari. apalagi dengan bertambahnya populasi manusia setiap tahunnya. bagaimana kesesakan bisa diatasi ?
jangan selalu menyalahkan pemerintah. sebetulnya kita bisa saja menghilangkan kesesakan dengan adanya kesadaran diri pada tiap individu. kesadaran dimaksudkan agar individu mengetahui dampak yang terjadi jika tidak memikirkan lingkungan dan kesehatan. seperti kemacetan yang terus saja bertambah parah tiap tahunnya. hal tersebut harus disadari setiap individu jika ingin terbebas dari kesesakan.

referensi :
Elearning.gunadarma.ac.id
Helmi, Avin Fadilla. 1994. Buletin Psikologi, Tahun II, Nomor 2 : Hidup Di Kota
Semakin Sulit, Bagaimana Strategi Adaptasi Dalam Situasi Kepadatan
Sosial ? Yogyakarta, Fakultas Psikologi UGM.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar